Penulisan konten saat ini semakin beragam dan spesifik, terutama dalam profesi seperti content writer dan copywriter. Meskipun sekilas terlihat serupa, kedua peran ini memiliki perbedaan yang signifikan dalam tugas, tujuan, dan pendekatan penulisan. Artikel ini akan menjelaskan secara mendetail tentang perbedaan content writer dan copywriter, serta contoh penerapannya.
Content writer bertanggung jawab menciptakan konten informatif dan relevan untuk berbagai platform digital. Fokus utama dari content writer adalah memberikan nilai tambah bagi pembaca, meningkatkan engagement, dan membangun brand awareness. Konten yang dibuat biasanya berupa artikel blog, panduan, atau konten media sosial yang dirancang untuk memperkaya pengetahuan audiens.
Artikel yang dihasilkan umumnya panjang, mendalam, dan dioptimalkan dengan penggunaan kata kunci untuk meningkatkan peringkat SEO, sehingga situs web lebih mudah ditemukan di mesin pencari. Content writer sering bekerja sama dengan tim marketing untuk memastikan konten mereka mendukung strategi digital marketing dan meningkatkan visibilitas perusahaan secara online.
Berbeda dengan content writer, copywriter fokus pada pembuatan teks persuasif yang dirancang untuk mendorong pembaca melakukan tindakan tertentu. Teks yang dibuat cenderung lebih singkat, menarik, dan memiliki tujuan utama meningkatkan penjualan atau konversi.
Copywriter menciptakan konten seperti iklan, tagline, dan materi promosi yang dirancang agar audiens tergerak untuk membeli produk, mengisi formulir, atau mengklik tautan. Saat ini, copywriter dibutuhkan di berbagai jenis perusahaan yang memerlukan materi marketing untuk memperkuat branding mereka, mulai dari situs web hingga iklan televisi dan campaign di media sosial.
Baca Juga: Flywheel Marketing: Pengertian, Strategi dan Penerapan dalam Bisnis
Profesi content writer memiliki peran penting dalam dunia digital, terutama dalam menyediakan konten yang informatif, relevan, dan menarik bagi audiens. Untuk menjalankan tugasnya, seorang content writer memerlukan pemahaman mendalam tentang strategi penulisan yang efektif, riset yang kuat, serta kolaborasi dengan tim terkait.
Content writer bertanggung jawab memproduksi berbagai jenis konten seperti artikel blog, panduan, e-book, dan konten media sosial. Tulisan yang dihasilkan harus menarik, informatif, dan sesuai dengan tujuan perusahaan. Contoh konten yang dihasilkan dapat berupa artikel tentang “Tips Kesehatan untuk Kehidupan Sehat” atau tutorial teknologi seperti “Cara Membuat Website Sendiri”.
Sebelum menulis, content writer perlu melakukan riset menyeluruh mengenai topik yang akan dibahas. Proses ini meliputi pencarian keyword yang tepat agar artikel dapat dioptimalkan untuk search engine, serta pengumpulan data dan referensi yang akurat. Riset ini bisa mencakup wawancara dengan narasumber, merangkum jurnal, membaca ulasan, atau pencarian di internet untuk memastikan konten yang dihasilkan terpercaya dan relevan.
Salah satu aspek penting dalam content writing adalah memastikan konten mudah ditemukan di search engine. Content writer harus mampu menempatkan keyword dengan strategis, menyusun struktur penulisan yang efektif, dan mengikuti format yang sesuai dengan tujuan artikel. Apakah itu artikel panjang, whitepaper, atau e-book. Optimalisasi SEO membantu konten mencapai peringkat lebih tinggi di hasil pencarian, meningkatkan visibilitas, dan menarik lebih banyak pembaca.
Setelah konten selesai ditulis, tahap berikutnya adalah proses penyuntingan atau editing. Content writer perlu memeriksa artikel untuk memastikan ejaan dan tata bahasa sudah benar, menghindari typo, serta menambahkan elemen pendukung seperti gambar atau video. Selain itu, editing juga bertujuan untuk memastikan tone of voice yang sesuai, baik formal, semi-formal, atau gaya santai yang mudah diterima oleh audiens.
Content writer sering bekerja di bawah divisi content marketing atau operasional dan harus berkolaborasi dengan tim lain seperti tim sales dan media sosial. Kolaborasi ini penting untuk menyesuaikan konten dengan kebutuhan klien atau perusahaan, menentukan topik yang tepat, dan menambahkan elemen seperti CTA (Call to Action) yang efektif. Misalnya, jika tim penjualan memerlukan artikel promosi untuk klien tertentu, content writer harus berdiskusi dengan tim terkait untuk menentukan arah konten dan elemen tambahan seperti tautan.
Seorang copywriter punya peran penting dalam strategi marketing dengan menyusun kalimat-kalimat yang memicu tindakan dari audiens. Tugas mereka tidak hanya sekadar menulis, tetapi juga memastikan bahwa setiap kata mampu menarik perhatian, membangkitkan minat, dan mengarahkan pembaca untuk melakukan aksi tertentu.
Copywriter bertanggung jawab untuk menulis teks iklan yang mampu menarik perhatian dan meyakinkan audiens, baik dalam bentuk iklan cetak, online, maupun adlibs di radio. Teks iklan yang dibuat harus singkat, namun kuat, mampu menyampaikan manfaat utama produk atau layanan dengan jelas. Sebagai contoh, teks iklan Facebook yang efektif sering kali menyoroti keunggulan produk dalam kalimat singkat dan persuasif.
Memiliki tanggung jawab menulis konten untuk campaign email, media sosial, hingga landing page yang bertujuan untuk mengkonversi pengunjung menjadi pelanggan. Mereka perlu memastikan bahwa konten yang diproduksi tidak mengandung kesalahan, serta memiliki kualitas yang konsisten. Copywriter harus mampu menangani lebih dari satu proyek sekaligus dan memproduksi konten tanpa kesalahan ejaan atau tata bahasa.
Selain teks tertulis, copywriter juga menciptakan script untuk video promosi, baik itu untuk iklan produk atau layanan tertentu. Script ini dirancang agar mampu membangkitkan emosi dan meyakinkan audiens, dengan narasi yang persuasif dan menarik. Contoh hasil kerja copywriter dalam hal ini adalah video promosi layanan jasa yang disertai penawaran khusus.
Menjadi tugas utama copywriter adalah merancang kalimat yang mengarahkan pembaca untuk melakukan tindakan spesifik, seperti mengklik tautan, mendaftar, atau melakukan pembelian. Membuat landing page yang efektif juga menjadi bagian dari tanggung jawab ini, di mana teks harus meyakinkan pengunjung bahwa produk atau layanan yang ditawarkan layak untuk dipilih. Copywriter memastikan pesan yang disampaikan dalam landing page jelas, padat, dan mampu meyakinkan audiens untuk bertindak.
Seorang copywriter memiliki tugas yang lebih kompleks daripada sekadar menulis. Mereka harus mampu menciptakan teks yang memikat, mengembangkan strategi konten yang efektif, dan berkolaborasi dalam proyek multi-platform.
Meskipun content writer dan copywriter sama-sama berperan penting dalam digital marketing, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang mempengaruhi gaya penulisan dan tujuan konten yang mereka hasilkan. Berikut ini adalah empat poin utama yang membedakan peran content writer dengan copywriter:
Content writer fokus pada pembuatan konten yang informatif dan mendalam, bertujuan meningkatkan interaksi dan membangun kepercayaan dengan audiens. Artikel blog, e-book, dan panduan edukatif adalah contoh karya mereka.
Sebaliknya, copywriter menulis untuk mendorong tindakan spesifik seperti membeli produk, mendaftar, atau mengklik tautan iklan. Teks yang dibuat oleh copywriter, seperti iklan dan email pemasaran, dirancang untuk memikat pembaca dalam waktu singkat.
Content writer mengadopsi gaya penulisan yang lebih informatif dan netral. Teks mereka diatur untuk memberikan pengetahuan dengan penyampaian yang mudah dipahami, membantu audiens memperoleh wawasan baru.
Di sisi lain, copywriter menggunakan pendekatan yang lebih persuasif dan emosional. Gaya penulisan mereka dirancang untuk membangkitkan perasaan tertentu dan mempengaruhi keputusan audiens.
Jenis konten yang dihasilkan oleh content writer mencakup artikel blog, whitepaper, e-book, dan materi edukatif lainnya. Konten ini biasanya lebih panjang untuk mendukung optimasi mesin pencari (SEO) dan membantu membangun reputasi merek.
Sementara itu, copywriter menghasilkan teks yang lebih singkat dan langsung pada tujuan, seperti slogan, iklan, script video promosi, serta landing page yang efektif dalam mengkonversi pengunjung menjadi pelanggan.
Content writer mengutamakan kualitas dan relevansi konten untuk mempertahankan pembaca dalam waktu lama. Fokus mereka terletak pada penyampaian informasi yang bermanfaat dan membantu audiens dalam memahami topik tertentu secara lebih mendalam.
Sebaliknya, copywriter lebih mengutamakan persuasi dan konversi. Pendekatan mereka bertujuan membuat konten yang memotivasi audiens untuk mengambil tindakan segera, dengan teks yang padat dan menarik.
Baca Juga: Storytelling Marketing dalam Bisnis: Pengertian, Strategi, dan Penerapan
Mengetahui perbedaan antara content writer dan copywriter bisa membantu perusahaan dalam merancang strategi marketing yang tepat. Kedua profesi ini memiliki peran yang saling melengkapi, dengan content writer berfokus pada penyampaian informasi yang mendalam dan membangun engagement, sementara copywriter menekankan aspek persuasi untuk mendorong tindakan.